Saturday, August 7, 2010

HUMAN DIMENSION

2August 2010.



Today we learned about human dimension and proportion. Kami diperkenalkan kepada penggunaan scale menggunakan jengkal. Dengan menggunakan pengiraan jengkal, we were asked to draw freehand horizontal and vertical grid lines satu jengkal each. Kemudian, kami diminta melukis human figures in appropriate proportions menggunakan grids tadi.





Kemudian, di atas kertas A3, kami diikehendaki melukis pelbagai jenis cube berdasarkan elemen berikut :

i. Opacity

ii. Translucency

iii. Transparency

iv. Layers

v. Shade

vi. Shadow


So, here's the product I drew :




Later, we had another assignment : to draw a casket for myself and my sarong. Well... I felt a lump in my throat, bukan senang nak lukis keranda ni, lebih-lebih lagi untuk diri sendiri. But this is kinda interesting, the first time ever for me.

Yang paling menyentuh perasaan is to sketch how, for goodness sake, I have to place myself inside the casket with my sarong. Memang menginsafkanlah assignment kali ni. Baru terasa that death is so imminent, terlalu hampir - baru sedar that it is actually mengejar kita setiap saat, atau adakah kita yang mengejarnya?

So, dalam gementar tu, dapatlah juga saya menghasilkan lakaran casket untuk diri saya. Being far from an artist dan sesuai dengan diri saya yang straightforward and simple, saya lakarkan casket yang paling mudah because I want the simplest casket for me, nothing over the top, nothing fancy, just a plain, simple one.

Saya lakarkan 2 casket, the normal one and the the other from bamboo. Hmm... Bamboo? Never thought of that before, maybe this is the solution for wood substitute sebab kan kita tahu kayu kayan dah semakin pupus... Dan, sebagaimana amalan masyarakat Melayu kita, kain sarong tu, saya selimutkanlah atas keranda. Keranda pun diusung 6 orang kawan sejati... Selamat tinggal dunia...

Walaupun exercise ini adalah untuk mendedahkan student kepada the human dimension dan bagaimana kita boleh mengukur menggunakan the simplest method i.e. using our "jengkal", ia mengingatkaan saya tentang "my unfinished business" di dunia ini, and how prepared
I am untuk menghadapinya. Thank you Ar. Najib, for the intention yang tersirat...

No comments:

Post a Comment